Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS) FEB UI mengadakan kegiatan “Webinar dan Launching Indonesia Sharia Economic Outlook (ISEO) 2022”, pada Sabtu (11/12/2021). Acara ini merupakan kegiatan tahunan PEBS FEB UI dalam rangka memberikan informasi mengenai kondisi terkini, proyeksi ke depan, serta rekomendasi bagi sektor – sektor ekonomi dan keuangan syariah.

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Bapak Nurkholis, selaku Wakil Kepala PEBS FEB UI, beliau menyampaikan bahwa bertepatan dengan momentum 30 tahun kehadiran ekonomi syariah, sebagai salah satu bentuk kontribusi PEBS FEB UI terhadap pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, PEBS FEB UI kembali menghadirkan ISEO 2022. Pada tahun ini, ISEO 2022 diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana ekonomi syariah berkembang selama 30 tahun terakhir di Indonesia dan perannya dalam proses pemulihan ekonomi nasional sebagai upaya untuk mendorong terwujudnya Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia. Kemudian, sambutan ditutup dengan penyampaian apresiasi kepada PEBS FEB UI serta apresiasi kepada seluruh pihak yang telah bersedia menjadi Narasumber Focuss Group Discussion (FGD) ISEO, dan kepada Principal Asset Management sebagai sponsor webinar ISEO 2022, Bank BJB Syariah sebagai sponsor kompetisi ilmiah dan video ISEO 2022, seluruh media partner yang telah membantu publikasi kegiatan ISEO 2022, serta kepada IBEC dan para panelis pembicara pada webinar hari ini.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Dekan FEB UI, yaitu Bapak Teguh Dartanto. Dalam sambutannya, Bapak Teguh menyampaikan bahwa sudah 3 dekade ekonomi dan keuangan syariah hadir di Indonesia. Melihat kilas balik perjalannya, Indonesia harus berbangga dengan segala capaian yang telah ditorehkan dalam sektor keuangan syariah dan industri halal. Ditengah pandemi sekalipun, Indonesia menduduki peringkat ke-4 dalam Global Islamic Economy Indicator Score Rank dan peringkat pertama dalam Islamic Finance Country Index pada Global Islamic Finance Report 2021. Pada era revolusi Industri 4.0, diharapkan ekonomi dan keuangan syariah memiliki semangat baru agar lebih berdaya guna, dan bisa adaptif menyesuaikan perkembangan zaman.

Kemudian Bapak Teguh menyampaikan semangat optimisme bahwa ekonomi dan keuangan syariah dapat berpartisipasi dan berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional. Sambutan ditutup dengan penyampaian apresiasi kepada PEBS FEB UI dan berharap ISEO menjadi flagship dari PEBS dan FEB UI, yang dapat menjadi acuan bagi para stakeholder dalam mengarahkan ekonomi dan keuangan syariah agar lebih membawa kebermanfaatan untuk seluruh lapisan masyarakat.

Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video Keynote Speech sekaligus peresmian peluncuran ISEO 2022 oleh Bapak Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Bapak Sandiaga Uno menyampaikan bahwa Pandemi covid-19 tidak boleh menghalangi kita untuk terus aktif dan melakukan berbagai inovasi salah satunya dengan mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah khusus yang berhubungan dengan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dan industri halal. Ekonomi syariah di indonesia Indonesia sedang melewati tahap yang penting, peran dan kontribusi ekonomi syariah terhadap perekonomian nasional memiliki kondisi dan potensi yang strategis dalam perekonomian Indonesia pada saat ini dan dimasa yang akan datang. ekonomi syariah Indonesia terus meningkat meski dengan akselerasi yang tertahan namun jika diwakili oleh sektor prioritas dalam halal valau chain kinerja ekonomi syariah secara umum lebih tinggi yaitu 5,72%.

Bapak Sandiaga Uno juga berpesan dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan diperlukan penguatan pada keuangan syariah, UMKM serta ekonomi digital, strategi dasar yang dibutuhkan untuk memastikan pondasi ekonomi syariah yang kokoh adalah penguatan regulasi dan tata kelola. Selain itu pengembangan kapasitas riset dan pengembangan peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia ,pembangunan energi baru dan terbarukan, peningkatan kesadaran dan literasi publik, serta data informasi dan teknologi merupakan aspek yang tidak dapat dikesampingkan. Terakhir Bapak Sandiaga Uno berharap semoga ISEO 2022 dapat memberikan gagasan dan inovasi perkembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional.

Selanjutnya adalah Agenda Pemaparan ISEO 2022 oleh Ibu Rahmatina A. Kasri. Beliau menyampaikan bahwa metode penyusunan dan cakupan ISEO 2022 meliputi makro ekonomi, keuangan komersial syariah, keuangan sosial syariah, contemporary islamic business, dan industri halal. Pertumbuhan ekonomi indonesia meningkat seiring berkurangnya kasus covid 19. Kondisi terkini di Indonesia, penganan Covid-19 membaik.dan lebih terkendali, namun masih perlu waspada karena adanya varian baru. Posisi Indonesia di landscape ekonomi dan keuangan syariah membaik karena Indonesia saat ini berada di posisi keempat berkat stakeholder. Industri halal media kreasi naik signifikan perkembangan sektor keuangan syariah menunjukan tingkat resiliensi yang menggembirakan. Dana haji juga dapat meningkat dari sisi investasi. Hal menarik saat ini ada di fintech syariah yang diproyeksikan akan naik 23% dari aset. Indonesia sendiri memiliki penyaluran P2P lending yang bertumbuh hingga 154% CAGR. Sedangkan keuangan mikro syariah dan dana sosial islam memiliki kinerjanya menggembirakan, serta zakat digital dan ziswaf juga meningkat. Dari industri halal sendiri, makanan dan minuman serta farmasi merupakan sektor tertinggi dimana Indonesia merupakan peringkat ketujuh eksportir makanan dan minuman halal di dunia. Namun masih adanya permasalahan di perkembangan riset dan edukasi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dimana perkembangan jumlah tenaga kerja di industri keuangan syariah relatif stagnan dan SDM menjadi PR besarnya.

Ibu Rahmatina A. Kasri juga menyampaikan ada 6 global economic risk yang menjadi  central issue di 2022, yaitu presidensi g20, milenial dan gen z, regulasi ekonomi dan keuangan syariah, integrasi ekosistem, serta digitalisasi. Presidensi g20 di Indonesia pada tahun 2022 akan berpengaruh terhadap perekonomian terutama di saat pandemi. Selain itu adanya perubahan perilaku konsumen dimana pe pendapatan millenial akan tumbuh dan lebih mendorong platform online dan memiliki willingness to pay yang tinggi untuk produk yang mengedepankan ethical and sustainable issue. Digitalisasi juga penting mengingat bahwa menonton merupakan aktivitas favorit pada masa pandemi di Indonesia. Integrasi ekosistem juga diperlukan untuk mendorong pemulihan ekonomi. Sedangkan dari segi regulasi adanya UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan yang perlu ditinjau kembali, adanya amandemen UU Wakaf, serta kewajiban sertifikasi halal akan berpengaruh terhadap ekonomi dan industri halal.

Proyeksi ekonomi syariah pada tahun 2022, diperkirakan sisi makro akan tumbuh sebesar 4,5-5,9%, sedangkan pada perbankan syariah diproyeksikan tetap positif dan perdagangan konstruksi, industri pengolahan perantara keuangan dan konstruksi sebagai prioritas. Begitu juga dengan pasar modal syariah dan efek syariah diperkirakan akan mengalami peningkatan. Reksadana, green financing, produk berbasis staging dengan dana sosial islam diharapkan meningkat. Sedangkan di sektor IKNB, syariah insurance diprediksi tumbuh positif serta dana pensiun akan meningkat. Dari sektor keuangan sosial syariah diperkirakan zakat akan tumbuh Rp 15-18 M. Sedangkan wakaf melalui pengembangan produk wakaf dan wakaf uang pendukung utama industri halal keuangan mikro syariah diperkirakan akan tumbuh 4-5% seiring banyaknya BMT.

Dana haji dan pembiayaan rumah. Alokasi dana haji juga akan meningkat terutama pembiayaan umkm yang diharapkan untuk membantu recovery, lalu manfaat dana haji akan lebih terjamin. Sedangkan dalam pembiayaan rumah didominasi oleh pemerintah sebesar 43,91% dan syariah sebesar 9,39%. Industri halal juga akan mengalami peningkatan dari permintaan konsumen dan perdagangan internasional makanan dan minuman. Kosmetik dan farmasi halal akan terus tumbuh yang didukung oleh kewajiban kosmetik dan obat harus memiliki sertifikasi halal. Namun pariwisata halal mengalami penurunan terhadap PDB akibat dari pandemi, meskipun begitu diperkirakan tahun depan akan bangkit karena tingkat Covid-19 lebih rendah dan adanya industri animasi dan video islami yang mengalami peningkatan.

Pada sesi panel pertama, pembicara pertama adalah Bapak Ventje Rahardjo yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Paparan materi dimulai dengan penyampaian turunan dari Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah dan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia, Bapak Ventje menyatakan ada 30 program kerja prioritas yang akan dikerjakan oleh KNEKS mengenai Sectoral Transformation Office dengan 13 program percepatan pada 2021 – 2024.

Pada pengembangan Industri Halal, KNEKS mendorong kodifikasi data industri produk halal, ditandai dengan telah disepakatinya pelaporan ekspor produk halal dalam dokumen PEB dan penandatanganan PKS dengan DJBC, LNSW, dan BPJPH. Selain itu, KNEKS juga mengupayakan Masterplan Industri Produk Halal, membentuk taskforce lintas K/L dalam rangka mempercepat sertifikasi halal UMKM, serta melakukan riset dan inovasi berbasis teknologi. Di bidang industri keuangan syariah, melihat perkembangan yang ada dan momentum yang sudah terjadi, KNEKS berupaya mendorong implementasi layanan syariah jaminan sosial ketenagakerjaan yang dapat diimplementasikan secara nasional dan KPBU syariah dalam pembangunan infrastruktur.

Pada pengembangan dana sosial syariah, Bapak Ventje menyatakan bahwa diperlukan transformasi tata kelola dan peningkatan peran dana sosial syariah (khususnya  wakaf uang) untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan ketahanan ekonomi nasional, serta penyediaan platform digital pada Institusi Keuangan Syariah (IKMS)/Baitul Mal wa Tamwil (BMT) dan Sustainabilitas. Selain itu, pada pengembangan UMKM, Bapak Ventje mengatakan perlu dilakukan sinergi akselerasi pengembangan UMKM industri halal, meningkatkan nilai ekspor produk halal UMKM, membangun pusat data ekonomi syariah, zona kuliner yang halal, aman dan sehat, serta pembentukan kelembagaan ekonomi syariah di tingkat daerah.

Materi selanjutnya di paparkan oleh Bapak Kemal A. Stamboel selaku Komisaris Utama BTPN Syariah. Beliau membuka pemaparan materinya dengan menyebutkan Pandangan dari pemain yang berkecimpung di dunia ekonomi syariah. Ekonomi syariah sangat encouraging, terbuka sangat besar, dan memiliki beragam pilihan. Tetapi dalam menatap pilihan kedepan, Beliau mengusulkan paradigma baru dalam melihat perubahan – perubahan yang terjadi melalui Behavioural Economics, karena salah satu masalah yang dihadapi di ekonomi syariah berkaitan dengan disparitas.

Ekonomi syariah berlaku untuk semua, namun tidak semua bisa bermain disetiap bidang. Di berbagai hal banyak celah yang dapat dimasuki, sehingga segmentasi approach membutuhkan pendekatan yang spesifik dan unik, tidak secara general dan seragam untuk menangani hal tersebut. Diperlukan penyelesaian social impact yang dapat mengedepankan perbaikan ekonomi, dan berani menghadapi sisi profitabilitas sebagai hal yang bukan prioritas.

Potensi ekonomi Indonesia secara segmentasi, menunjukkan bahwa peran generasi muda, peningkatan peran wanita dan pengentasan kemiskinan merupakan tonggak pondasi ekonomi masa depan. Dari sisi demografi, Indonesia berada dalam fase bonus demografi, dimana jumlah generasi muda mendominasi struktur kependudukan. Mengenai disparity, permasalahan kemiskinan menjadi salah satu masalah utama di Indonesia dan harus diberikan prioritas dalam permasalahan pembangunan, sehingga mengharuskan keberpihakan kepada selected segmen. Selanjutnya mengenai peningkatan peran wanita dalam perekonomian, secara demografi terdapat hampir 50% jumlah wanita, namun peran wanita relatif masih rendah, bahkan menurut statistik wanita lebih dekat dengan kemiskinan dibandingkan laki – laki. Meskipun demikian, Bapak Kemal mengatakan bahwa pada sisi lain, wanita memiliki peran strategis dalam peningkatan kualitas rumah tangga.

Generasi muda menjadi segmen yang perlu diberi perhatian lebih karena 5 – 10 tahun lagi, mereka akan memimpin dan dominan di Negara ini, sehingga perlu memahami mengenai karakteristik dan perilakunya. Milenial mempunyai value recognition dimana selalu berusaha untuk menjadi mendapatkan pengakuan dalam sebuah komunitas, sedangkan Generasi Z memiliki value authenticity different with others, dimana keduanya menjunjung tinggi etika dan berharap ekonomi syariah dapat menjawab isu sosial saat ini.

Digital transformation memiliki pengaruh besar terhadap perilaku individu yang terpaksa berpartisipasi didalamnya. Semakin masif transformasi digital yang terjadi, maka semakin besar dampaknya pada perilaku masyarakat dalam pengambilan keputusan, sehingga dalam behavioral economics, Nudge merupakan suatu upaya dalam mendorong suatu perilaku tertentu. Oleh sebab itu, di dalam syariah, we cannot driven just being compliance, but understanding the principal behind the regulation.

Pada aspek transformasi perbankan, bank syariah diharapkan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan bertransformasi mengikuti kebutuhan nasabah. The New Islamic Bank Paradigm adalah menyempurnakan hakikat dari Bank Syariah, diantaranya: Bank syariah dan maqashid syariah bergerak diluar aset material dan fokus pada social impact, indikator suksesnya bukan hanya akuisisi market (horizontal view) melainkan juga paham kedalaman market itu sendiri (vertical view), memperkenalkan perubahan perilaku kepada masyarakat yang belum mengenal Bank dengan beragam kemudahan dan mematahkan mitos unbankable bagi masyarakat pra sejahtera, serta dapat lebih memberdayakan komunitas. Sebagai penutup, Bapak Kemal menyampaikan bahwa bank syariah mempunyai misi selain sebagai commercial mission namun juga social mission, sehingga harus mengenal prinsip syariah lebih dalam dan segmentasi yang lebih jelas.

Bapak Fadlul Imansyah, Direktur PT. Principal Asset Management (PAM), sebagai pembicara ketiga memaparkan mengenai inovasi pasar modal syariah melalui Principal Haji Muda. Dalam hal ini, Bapak Fadlul menyatakan bahwa ditengah pandemi, terdapat tantangan dan kesempatan secara bersamaan. Sebagaimana firman Allah didalam Surat Al-Insyirah, “sesudah kesulitan ada kemudahan”, pandemi memberikan kesempatan pada aspek digitalisasi. PT PAM berkomitmen aktif dalam pengembangan pasar modal syariah melalui inovasi produk syariah dan peningkatan literasi keuangan di Masyarakat.

Ditengah tantangan alur pendaftaran haji yang memiliki masa tunggu keberangkatan hingga 20 tahun, sebagai salah satu mitra investasi BPKH, PT PAM menawarkan sebuah solusi melalui program Principal Haji Muda. Program ini diharapkan dapat membantu masyarakat muslim Indonesia yang beraspirasi menjadi Haji selagi muda, dengan mengumpulkan biaya awal berhaji sedini mungkin melalui investasi syariah yang dapat diakses melalui aplikasi Principal ID. Terdapat 2 solusi produk untuk program Principal Haji Muda yaitu RDPT (principal income fund syariah) dan RDPU (principal cash fund syariah 2), dimana keduanya menggunakan pendekatan target risk.

Pada sesi tanya jawab, pertanyaan yang diajukan kepada Pak Ventje terkait dengan peranan pemerintah untuk menjangkau ekonomi syariah di kawasan pelosok yang kurang dalam hal teknologi? Merespon pertanyaan tersebut, Bapak Ventje menjawab secara singkat, “Digitalisasi diharapkan dapat membuka akses bagi masyarakat di pelosok, perbaikan kualitas jaringan yang dapat dinikmati masyarakat hingga ke pelosok, dan mendorong mahasiswa di Prodi Syariah yang sedang melakukan KKN agar dapat membantu mengedukasi masyarakat sekitar terkait literasi keuangan. ”

Selanjutnya, kepada Pak Kemal, pertanyaan dari peserta mencakup bagaimana prospek kedepan penyaluran pendanaan oleh perbankan syariah kepada usaha ultra mikro dan UMKM ditengah pandemi yang belum usai di 2022? Menjawab pertanyaan ini, beliau menyatakan bahwa perlunya mematahkan mitos mengenai kesulitan nasabah dalam mengurus keuangan UMKM, memberikan kemudahan aksesibilitas keuangan, memberikan kesempatan belajar untuk membuka usaha, dan pendampingan yang langsung dapat dirasakan manfaatnya. Jadi, prospeknya cukup bagus walau memerlukan upaya yang tidak mudah, tidak murah, namun harus dilakukan.

Selanjutnya pertanyaan kepada Pak Fadlul terkait terkait investor, bagaimana cara meyakinkan investor agar tertarik berinvestasi di Indonesia. Bagaimana presentasi investor yang ada saat ini antara investor asing dan investor dalam negeri? Manakah yang paling memberikan peran dan kontribusi dalam upaya peningkatan ekonomi Indonesia khususnya di era pandemi saat ini?

Pak Fadlul menjawab pertanyaan tersebut dengan menyatakan bahwa prospek investasi di Indonesia pada saat ini dilihat oleh Negara ASEAN, jantung dari ASEAN adalah Indonesia, baik dari sisi market, ekonomi, GDP. Bahkan ada yang menyatakan bahwa untuk mendapatkan pangsa pasar ASEAN harus masuk Indonesia terlebih dahulu. Dapat disimpulkan, Indonesia memiliki pangsa pasar yang besar, dengan dukungan digitalisasi diharapkan prospek kedepannya akan semakin besar. At least Indonesia bisa menjadi prospek bagi para Investor Luar Negeri. Mengenai komposisi investor, melihat dari Surat Utang Negara, sebelum pandemi foreign holding ada dikisaran 43% dari government bond tapi saat ini hanya tersisa 20%, sehingga diperlukan dukungan dari Investor Indonesia agar kedepan dapat menarik minat investor dari luar. Direct investment, Indonesia sudah pasti menjadi tujuan, sehingga tantangan selanjutnya adalah bagaimana Indonesia bisa memonetisasi hal tersebut ke dalam industri keuangan syariah.

Pada Panel Kedua yaitu Industri Halal, Pak Riyanto Sofyan dari PPHI memaparkan topik Pariwisata Halal Indonesia, Strategi Bertahan dan Meraih Peluang, menyatakan bahwa Proyeksi pariwisata indonesia setelah pandemi akan pulih dalam 5 tahun bagi Indonesia dan dunia untuk wisatawan mancanegara dengan jumlah wisatawan mancanegara di Indonesia akan pulih kembali mencapai 16 juta, walaupun jumlahnya tetap sama sebelum pandemi namun devisanya akan lebih tinggi karena adanya peningkatan devisa dari pemerintah. Sedangkan wisatawan domestik akan pulih lebih cepat pada tahun 2022. Hal tersebut juga didukung dengan adanya pertumbuhan wisatawan domestik pada akhir 2021. Disisi lain secara makro, turunnya pariwisata relatif kecil yakni 13%, namun turunnya jumlah wisatawan mancanegara sekitar 67-74% dan domestik turun sekitar 28% yang menyebabkan sekitar 7000-8000 agent pariwisata tutup usaha.

Pak Riyanto juga menyebutkan ada 5 megashift dalam consumer behaviour di pandemi yakni, mengoptimalisasi penggunaan digital; hygiene, health, and wellness; responsible consumption; wellbeing revolution; contributing to sustainable cause. Sehingga pariwisata harus beradaptasi dengan kelima megashift tersebut, namun bagi pelaku usaha sangat sulit beradaptasi pada kondisi “almost zero income”, income yang didapat oleh pelaku usaha setinggi tingginya sebesar 30% dari income sebelum pandemi. Sehingga ada tiga tantangan utama para pelaku usaha di Industri Pariwisata yaitu cash flow management, protokol kesehatan, dan eksternal risk uncertainty. Para pelaku usaha melakukan beberapa langkah survival action melalui produk seperti virtual tour, hotel menyewakan coworking rooms dan quarantine rooms, serta banyaknya travel agent yang bertransformasi menjadi kafe.

Pak Riyanto berpendapat bahwa harus ada peningkatan di sisi penawaran melalui peningkatan kualitas produk wisata halal, penguatan ekosistem ekonomi wisata halal, meningkatkan kualitas strategi promosi, menginisiasi paket bundling yang menarik dan fire sales, dan mengaktifkan strategi pemasaran digital di semua saluran. Pak Riyanto juga berharap bahwa pemerintah dapat memberikan ekosistem yang mendukung dalam pemulihan industri pariwisata yang berfokus dalam empat tema, yaitu natur, wellness, culture, dan mice melalui ekonomi khusus industri halal terpadu dimana UMKM menjadi tenant.

Selanjutnya, Ibu Novia Sukmawaty sebagai pembicara memaparkan topik Perkembangan Industri Kosmetik Halal Indonesia, menyampaikan bahwa adanya potensi besar dari local-global halal economy, dimana sejak 2015 halal market meningkat di dunia. Hal ini tidak hanya dirasakan oleh negara dengan penduduk mayoritas muslim saja. Hal ini didukung dengan adanya fenomena brand dari negara non muslim yang ikut meramaikan industri halal, seperti Vogue, Nike, dan Hana Tajima. ini menandakan bahwa pasar muslim tidak hanya berkembang di negara muslim namun juga di negara lainnya Diprediksi pada tahun 2030 lebih dari 25% populasi di dunia adalah muslim, maka pasarnya sangat potensial dan ekosistemnya besar dan Indonesia akan menjadi kiblat dari halal Industri dengan marketnya yang besar dan momentum awareness  masyarakat yang tinggi. Namun adanya tantangan dimana harus adanya peningkatan kualitas produk, pemain global yang semakin kompetitif, pasar yang dinamis, serta kondisi pandemi.

Ibu Novia Sukmawaty menyampaikan bahwa halal cosmetics di masa pandemi mengalami pertumbuhan, namun karena banyak konsumen yang melakukan program stay at home maka mengurangi penjualan secara keseluruhan. Meskipun begitu, skincare, protection and cosmetical products, clean label beauty products, dan eye makeup mengalami peningkatan penjualan. Wardah sebagai salah satu leading market di halal cosmetics berusaha adaptif terhadap pandemi, wardah sudah meluncurkan 50 sku selama pandemic serta meluncur produk hygiene needs dan produk blue light protection. Warda juga mendorong digital experience dalam pemasarannya, seperti adanya virtual try on menggunakan Augmented reality, meningkatkan virtual experience, menggantikan beauty advisor menjadi online personal assistant, serti meningkatkan excitement melalui live streaming experience. Wardah juga memiliki strategi inovasi produk halal di masa mendatang, seperti berkolaborasi dengan lebih dari 300 ahli dari 25 negara, menggunakan global halal raw material, memaksimalkan trend global halal lifestyle melalui fashion global halal lifestyle. Menurut Ibu Novia Sukmawaty setiap brand memiliki DNA-nya masing masing sehingga masing masing brand akan memiliki implementasinya sendiri dalam pengembangan produk halal dan adaptasinya terhadap pandemi.

Kegiatan ini ditutup dengan pengumuman pemenang lomba video infografis, academic essay dan innovation essay ISEO 2022 yang telah diselenggarakan oleh IBEC FEB UI sejak bulan Oktober – Desember 2021. Adapun secara umum, kegiatan webinar dan peluncuran ISEO 2022 berlangsung kondusif, dihadiri oleh ± 320 peserta dengan tiingkat antusiasme peserta yang sangat tinggi. Acara ini didukung oleh Principal Asset Management sebagai sponsor webinar ISEO 2022 serta Bank BJB Syariah sebagai sponsor kompetisi ilmiah dan video ISEO 2022. Selain itu, kolaborasi dengan IBEC FEB UI dan media partner yang membantu publikasi kegiatan ISEO 2022 antara lain IAEI, IAEI DPW DKI Jakarta, MES, dan STEI SEBI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *