Depok, 28 Oktober 2021
Pengembangan produk turunan kelapa sawit oleh Pondok Pesantren melalui UKMK berbasis kelapa sawit, merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerjasama dengan Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (PEBS FEB UI), yang didukung oleh Himpunen Bisnis Ekonomi Pesantren (Hebitren) Provinsi Riau. Kegiatan tersebut juga dapat meningkatkan keyakinan para pekebun/petani calon peserta Program PSR di lingkungan pondok pesantren untuk ikut berpartisipasi dalam program tersebut, sehingga realisasi PSR dapat tercapai sesuai dengan target. Badan Pengelola dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebagai BLU, selain kegiatan promosi juga mempunyai tugas untuk menjalankan kebijakan Pemerintah dalam program pengembangan sawit berkelanjutan melalui penghimpunan, pengembangan, dan penyaluran dana sawit yang terpadu dan tepat guna, secara profesional dan akuntabel, untuk kepentingan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penelitian dan Pengembangan, Peremajaan, Sarana dan Prasarana, Pemenuhan Kebutuhan Pangan, Hilirisasi Industri Perkebunan Kelapa Sawit serta Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati. Kinerja BPDPKS didasarkan pada kemampuan menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana untuk memberikan dampak bagi peningkatan kinerja sektor sawit Indonesia.
Program Pengembangan Santripreneur Berbasis UKMK Sawit Sebagai Program Pemberdayaan Ekonomi Daerah telah diluncurkan oleh Wakil Presiden RI dan Menteri Keuangan atas kerjasama antara Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (PEBS FEB UI) pada tanggal 1 Oktober 2020, dengan melibatkan Rektor Universitas Indonesia, dan 3 Gubernur Provinsi Riau, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para pekebun sawit rakyat melalui pengembangan UKMK berbasis sawit di lingkungan pondok pesantren. Berbagai rangkaian kegiatan awal telah dilaksanakan pada tahun 2020, yaitu pendataan awal pondok pesantren dan launching program, assessment dan seleksi pondok pesantren, bootcamp program pengembangan potensi santripreneur berbasis UKMK Sawit, monitoring pelaksanaan program, dan evaluasi pelaksanaan program di Provinsi Riau, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Tahun 2021, program akan fokus pada satu wilayah yaitu Riau sehingga dapat dipantau lebih intensif dan menjadi percontohan bagi daerah lain nantinya.
Prinsip utama dari kegiatan Program Pengembangan Santripreneur Berbasis UKMK Sawit adalah keberlanjutan (mendukung keberlanjutan usaha), kesejahteraan (meningkatkan kesejahteraan pesantren dan masyarakat sekitar) serta ramah lingkungan (mendukung pengelolaan kelapa sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan). Oleh karena itu, dalam rangka tindak lanjut Program Pengembangan Santripreneur Berbasis Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) Sawit Sebagai Program Pemberdayaan Ekonomi Daerah, perlu dilakukan upaya-upaya untuk mempertajam dan memperluas pelaksanaan program ini, salah satunya melalui rangkaian pelaksanaan kegiatan Peningkatan Citra Nilai Produk Turunan Kelapa Sawit. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan terhadap signifikansi perkebunan kelapa sawit sebagai produk yang mempunyai nilai strategis, khususnya bagi masyarakat di lingkungan pondok pesantren. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan citra nilai produk kelapa sawit, informasi pasar, memperluas pasar, meningkatkan investasi, dan/atau menumbuhkembangkan pusat pemasaran komoditas perkebunan. Hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk mempromosikan perkebunan kelapa sawit di lingkungan pondok pesantren.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemitraan antara UKMK bidang kelapa sawit dengan berbagai pihak, baik di hulu maupun di hilir kelapa sawit. Dengan potensi lahan yang dimiliki oleh lingkungan pondok pesantren yang berbasis sawit, diharapkan dapat terjadi konsolidasi data lahan sawit. Hal ini juga bermanfaat dalam membantu percepatan realisasi pelaksanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang dilaksanakan oleh BPDPKS. Secara kelembagaan, masyarakat di lingkungan pondok pesantren dapat membentuk UKMK berbasis sawit dan mengembangkan produk turunan kelapa sawit, sesuai potensi dan peluang yang ada di daerah sekitarnya.
Rangkaian kegiatan Peningkatan Citra Nilai Produk Turunan Kelapa Sawit Melalui Tindak Lanjut Pengembangan Potensi Santripreneur Berbasis UKMK Sawit di Wilayah Riau ini mencakup sosialisasi Program Santripreneur 2021, technical workshop pengembangan produk turunan kelapa sawit, peresmian demplot pengembangan produk turunan kelapa sawit, kurasi dan konsolidasi produk turunan kelapa sawit yang dikembangkan serta peluncuran (launching) dan pameran virtual (virtual exhibition) produk unggulan dari Program Santripreneuer 2021.
Terdapat 9 (sembilan) produk yang dikembangkan dalam program ini, yaitu budidaya maggot BSF, pupuk organik dari limbah kelapa sawit, pakan ternak dari limbah kelapa sawit, sabun mandi (hias Batangan), sabun anti alergi, sabun cuci piring, sabun cuci tangan, hand-sanitizer, dan disinvektan. Terdapat 10 (sepuluh) pondok pesantren di Provinsi Riau yang terpilih dalam Program Santripreneur 2021, yaitu PP Al Amin (Kota Dumai), PP Azam Insan Darussalam (YAZID) (Kab. Rokan Hulu), PP Baitul Qur’an (Kota Dumai), PP Daarul Qur’an Darussalam (Kab. Rokan Hulu), PP At Thohiriyah (Kab. Rokan Hilir), PP Tahfidzul Qur’an Al Multazam (Kab. Indragiri Hulu), PP Syafaaturrosul (Kab. Kuantan Singingi), PP Nurul Yakin (Kab. Siak), PP Ittihadul Muslimin (Kab. Siak), dan PP Ibnu Sina (Kab. Siak).
Sebagai rangkaian akhir dari pelaksanaan Program Santripreneur 2021, dilaksanakan kegiatan webinar Launching dan Virtual Exhibition yang dihadiri oleh seluruh stakholders terkait. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2021 pukul 09.00 – 12.00 WIB melalui Zoom Meeting. Opening Speech diberikan oleh Ibu Rahmatina Awaliah Kasri selaku Kepala PEBS FEB UI yang menyampaikan laporan kegiatan serta katalog prototype produk hasil Santripreneur 2021. Produk utama yang dikembangkan oleh pondok pesantren ke depan adalah produk sanitasi, budidaya maggot BSF, dan pupuk organik dari limbah kelapa sawit. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan penuh semangat dari berbagai pihak yang menunjukkan antusiasme dukungan terhadap upaya pengembangan ekonomi dan kewirausahaan di pondok pesantren berbasis UKMK sawit.
Sambutan/tanggapan dari para perwakilan stakeholders dihadiri oleh Bapak Helmy Muhansyah (Kepala Divisi Pengembangan UKMK BPDP-KS), Bapak Abdillah Ahsan (Direktur SDM Universitas Indonesia, mewakili Rektor Universitas Indonesia), Bapak Lukman M. Baga (Ketua Bidang Pengembangan Agribisnis, Kemaritiman dan Pedesaan Ikatan Ahli Ekonomi Islam – IAEI mewakili Ketua Umum IAEI), Bapak Waryono Abdul Ghofur (Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islan Kementerian Agama), Ibu Nining I. Soesilo (Tokoh UMKM Indonesia dan Pembina Program Santripreneur PEBS FEB UI), Bapak Kyai W. Zainal Abidin (Ketua Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren – HEBITREN Provinsi Riau) dan Gubernur Riau yang diwakili oleh Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau.
Dari acara Launching dan Virtual Exhibition Produk Unggulan Santripreneur 2021,dapat dipertegas komitmen dari program Santripeneur 2021:
- Pesantren memiliki 3 fungsi, yakni pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan ekonomi. Pemberdayaan ekonomi harus segera dicanangkan karena dari data Kementerian Agama dikemukakan bahwa seluruh pondok pesnatren bergerak secara swadaya dan membutuhkan fundamental pengembangan kewirausahaan untuk keberlanjutan pondok pesantren sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW untuk berdaya secara ilmu dan ekonomi.
- 10 pesantren yang mengikuti program Santripreneur 2021 menjamin komitmen untuk pengembangan produk turunan kelapa sawit yang utama yaitu produk turunan sanitasi, bididaya maggot BSF dan pupuk organik dari limbah kelapa sawit. PEBS FEB UI berkomitmen untuk melanjutkan pendampingan pengembangan usaha dalam rangka peningkatan citra nilai produk turunan kelapa sawit, khususnya menekankan pada digital marketing. Produk yang dipilih untuk dikembangkan harus memenuhi aspek 3K (Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas). Produk yang dikembangkan harus mengikuti Halal Value Chain.
Harapannya kegiatan ini dapat berlanjut hingga pesantren dapat menghasilkan produk dengan daya saing dan diterima oleh pasar. Santri Bisa, Indonesia Jaya.